Sahabat: Salam Ukuwah Fillah
Hendaknya
kita menyambung hubungan silaturahim dengan kerabat dan orang lain dengan
bijak. Baik dengan harta ataupun dengan pelayanan dan dengan berbagai bentuk
silaturahim yang mengantarkan kita untuk taat dan terhindar dari perbuatan
maksiat sehingga kita akan dikenang nilai kebaikan meskipun kita telah
meninggal dunia, sebab orang yang dikenang kebaikannya oleh manusia setelah
meninggal dunia merupakan umur kedua setelah kematiannya.
1.
Keutamaan Silaturrahim
عَنْ
أَبِي أَيُّوبَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ قَالَ
مَا لَهُ مَا لَهُ وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَبٌ
مَا لَهُ تَعْبُدُ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ
وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ ” .رواه البخاري .
Dari
Abu Ayyub Al-Anshori R.A bahwa ada seorang berkata kepada Nabi Muhammad, SAW., “Beritahukanlah kepadaku tentang satu
amalan yang memasukkan aku ke surga. Seseorang berkata, “Ada apa dia? Ada apa
dia?” Rasulullah saw. Berkata, “Apakah dia ada keperluan? Beribadahlah kamu
kepada Allah jangan kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, tegakkan
shalat, tunaikan zakat, dan ber-silaturahimlah.” (Bukhari-Muslim).
Keterangan :
Ar-Rahim
: bermakna kerabat dekat. Mereka adalah yang memiliki nasab baik mewarisi atau
tidak, memiliki hubungan atau tidak.
Abu
Ayyub : bernama Kholid bin Zaid dari kaum Anshar ra.
Yang
dimaksud seseorang itu adalah Abu Ayyub. Beliau menyebutkan dengan nama samaran
dan menyembunyikannya nama aslinya untuk kebaikan dirinya. Pendapat yang lain
mengatakan dia adalah Ibnu Al-Muntafiq bernama Luqait bin Shabrah.
Para
sahabat berkata ada apa gerangan ماله ماله kata ini menunjukkan kata tanya
استفهام dan diulang-ulangnya dua kali untuk menunjukkan kata penegasan للتأكيد.
Yang
dimaksud perkataan Rasulullah SAW. Arobun
adalah pertanyaan karena kebutuhan yang mendesak.
Kata arobun ma lahu merupakan
satu kata, adapun huruf mim yang berada ditengah-tengah antara kata arob dan lahu merupakan kata
tambahan. Pendapat yang lain merupakan kata mim ini tersirat dan terpesan dengan
arti besar dan mendesak sehingga arti secara keseluruhan adalah kebutuhan yang
sangat besar dan mendesak.
Dalam
riwayat lain ariba
berarti butuh yang artinya dia bertanya karena ada kebutuhan atau bisa juga
berarti bijak terhadap pertanyaan dan jenius dalam bertanya.
Di
riwayat lain ariba
berarti kehati-hatian contohnya, huwa
ariba artinya
dia pintar dan hati-hati terhadap apa yang ia tanya karena bertanya membawa
manfaat baginya.
Yang
dimaksud menunaikan zakat adalah zakat wajib ini terbukti dengan dihubungkannya
kalimat shalat dengan zakat.
Yang
dimaksud dengan silaturahim adalah kamu berbuat baik kepada kerabatmu sesuai
dengan keadaanmu dan keadaan mereka baik berupa infak, menyebarkan salam,
berziarah atau membantu kebutuhan mereka. Makna secara keseluruhan silaturahim
adalah memberikan yang baik kepada orang lain dan menolak sedapat mungkin
hal-hal yang buruk terhadap mereka sesuai kemampuan.
Digabungkan
kata shalat dengan sesudahnya juga berarti menggabungkan kata khusus dengan
umum, ini untuk menunjukkan perkataan baginda Rasulullah saw. mencangkup
seluruh ibadah.
2.
Berdosa bagi orang yang memutuskan tali silaturahim
عَنْ
جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ قَالَ إِنَّ جُبَيْرَ بْنَ مُطْعِمٍ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ
سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَدْخُلُ
الْجَنَّةَ قَاطِعٌ رَحْمٍ. رواه البخاري ، ومسلم
، وأبو داود ، الترمذي .
Dari
Jubair bin Muth’im ra. dari Rasulullah . Bersabda, “Tidak masuk surga pemutus
silaturrahim.” (Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan At-Turmuzi).
Penjelasan
:
Zubair
bin Muth’im bin ‘Adi beliau adalah salah seorang sahabat yang paling mantap
nasab di antara suku Quraisy dan tentunya paling mulia dibandingkan suku Arab
yang lainnya. Beliau juga menyatakan bahwasannya ia pernah mengambil ilmu nasab
(silsilah) dari Abu Bakar As-Shidiq ra. dan Abu Bakar adalah salah seorang yang
paling mahir dalam hal nasab di dunia Arab. Adapun ayah beliau yang bernama
Muth’im pernah memberikan perlindungan pada Rasulullah saw. tatkala baginda
datang dari Tha’if dan Mut’im juga termasuk pembesar kabilah bani Tsaqib.
Zubair masuk Islam di antara tahun Hudaibiyah dan tahun Fathu Makkah. Meninggal
pada masa kekhilafahan Muawiyah. Dan ia juga salah seorang sahabat yang lembut
dan berwibawa.
Tidak
masuk surga artinya surga yang Allah sediakan bagi orang-orang shalih di
akhirat nanti.
Yang
dimaksud dengan pemutus silaturahim adalah pemutus hubungan kerabat.
Maksudnya,
ia tidak akan masuk surga pertama kali bersama para pendahulunya bagi orang
yang tidak menghalalkan pemutusan hubungan tali silaturahim. Adapun mereka yang
meyakini dibolehkannya pemutusan silaturahim tanpa sebab padahal dia tahu
keharamannya maka ia tidak berhak masuk surga selamanya dan hadits ini
jelas-jelas menyatakan hal demikian.
3. Dilapangkannya rezeki bagi orang - orang yang menyambung tali silaturahim.
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ
فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (رواه البخاري ومسلم)
Dari
Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa ingin
dilapangkan baginya rezekinya dan dipanjangkan untuknya umurnya hendaknya ia
melakukan silaturahim.” (Bukhari dan Muslim).
Keterangan :
Dilapangkan
bisa berarti juga di luaskan
Huruf
ba’ dalam kata bisilaturahim adalah berarti sebab maksudnya dengan sebab
silaturahim ia bisa berbuat baik dengan kerabat
Silaturahim
bisa juga berarti Al-Ihsan artinya dengan sebab silaturahim ia berbuat baik
dengan kerabat seolah-olah orang yang berbuat baik dengan kerabat disambungkan
kembali kebaikannya antar mereka. Oleh sebab itu kata ihsan boleh juga
diartikan silaturahim.
Dalam
satu riwayat disebutkan man
ahabba dan didalam riwayat lain disebutkan man sarrohu
Dalam
satu riwayat disebutkan fi
atsarihi sementara dalam riwayat lain fi ajalihi. Atsar juga bisa disebut ajal yang artinya jejak.
Jadi arti secara keseluruhan adalah ajal dan jejak itu mengikuti umur manusia
karena orang yang mati itu tidak ada gerak dan tidak ada jejak serta tapak di
muka bumi.
Hendaknya
kita menyambung hubungan silaturahim pada kerabatnya dengan bijak. Baik dengan
harta ataupun dengan pelayanan dan dengan berbagai bentuk silaturahim yang
mengantarkannya untuk taat dan terhindar dari perbuatan maksiat sehingga akan
dikenang nilai kebaikannya setelah meninggal dunia, sebab orang yang dikenang
kebaikannya oleh manusia setelah meninggal dunia merupakan umur kedua setelah
kematiannya.
Firman
Allah :
“Tiap-tiap
umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak
dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.”
(Al-A’raf : 34)
allah
berfirman,
“Dan
Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah
datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha mengenal apa yang kamu kerjakan.”
(Al-Munafiqun: 11)
Di
akhir kata idza
di sini menunjukkan bahwa dia selalu dikenang dengan kenangan yang indah bagi
orang yang selalu menyambung hubungan tali silaturahim setelah dia meninggal
seolah-olah dia itu tidak mati. Kenangan yang indah itu bisa didapat dan
diperoleh dengan ilmu yang bermanfaat, sedekah, dan anak shalih. Di dalam kamus
Al-Mu’jam As-Shagir
karya Thobroni disebutkan dari Abi Darda’ dari Rasulullah saw. bahwa
barangsiapa yang menyambung hubungan tali silaturahim baginya akan diberikan
anak cucu yang shaleh yang selalu mendoakannya setelah ia meninggal bukan
artinya ditambahkan umur.
Pelajaran
dari Hadits:
Bahwa
dengan silaturahim akan mendatangkan kelapangan rezeki dan dikenang dengan baik
yang dengan silaturahim akan memunulkan rasa kasih sayang dan akan dido’akan
ketika meninggal
4.
Barangsiapa yang menghubungkan silaturahim, Allah akan menghubungkannya dan
siapa yang memutuskannya Allah pasti memutuskannya.
Hadits
1 :
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَلَقَ اللَّهُ الْخَلْقَ فَلَمَّا فَرَغَ مِنْهُ
قَامَتْ الرَّحِمُ فَقَالَ مَهْ قَالَتْ هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنْ
الْقَطِيعَةِ فَقَالَ أَلَا تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ وَصَلَكِ وَأَقْطَعَ مَنْ
قَطَعَكِ قَالَتْ بَلَى يَا رَبِّ قَالَ فَذَلِكِ لَكِ ثُمَّ قَالَ أَبُو
هُرَيْرَةَ فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ
وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ
Dari
Abu Hurairoh RA. bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda, “Allah menciptakan semua
makhluk hingga setelah selesai berdirilah rahim dan Allah bertanya, ‘Apa ini?’
rahim berkata, ‘Ini adalah tempat orang yang berlindung kepadamu dari pemutus
hubungan tali silaturahim.” Allah pun berfirman, “Ya, relakah kamu jika Aku
menyambung orang yang menyambungmu dan Aku putuskan orang yang memutusmu.”
Rahim pun menjawab, “Mau, ya Rabbi.” Kemudian Abu Hurairah berkta,
“Maka
apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan
memutuskan hubungan kekeluargaan?” (Muhammad: 22).
“Mereka
Itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan
dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (Bukhari: 23)
Hadits
2 :
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الرَّحِمَ شَجْنَةٌ مِنْ الرَّحْمَنِ فَقَالَ اللَّهُ مَنْ
وَصَلَكِ وَصَلْتُهُ وَمَنْ قَطَعَكِ قَطَعْتُهُ
Dari
Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya rahim itu berasal dari
Arrahman lalu Allah berfirman, “Siapa menyambungmu Aku menyambungnya dan
barangsiapa memutusmu aku memutusnya.” (H.R : Bukhari).
Hadits
3 :
عَنْ
عَمْرَو بْنِ الْعَاصِ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ جِهَارًا غَيْرَ سِرٍّ يَقُولُ إِنَّ آلَ أَبِي فُلاَنٍ لَيْسُوا
بِأَوْلِيَائِي إِنَّمَا وَلِيِّيَ اللَّهُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنْ
لَهُمْ رَحِمٌ أَبُلُّهَا بِبَلَاهَا
Dari
Amru bin Ash ra berkata aku mendengan Nabi Muhammad SAW. bersabda dengan terus terang
tanpa dirahasiakan, “Sesungguhnya keluarga Abi Fulan bukanlah wali-waliku dan
Allah adalah Waliku serta orang-orang sholeh dari kaum mukminin. Akan tetapi
mereka kerabat yang aku menyambung silaturrahim dengan mereka.”
(H.R :
Bukhari dan Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar