Lailatul Qadar atau malam kemuliaan adalah malam yang dikabarkan oleh Allah SWT sebagai malam kemuliaaan, dimana nilai keberkahan malam itu lebih baik daripada seribu bulan. Malam dimana para malaikat dan malaikat Jibril turun kedunia menebarkan salam hingga terbit fajar. Secara tegas dan jelas Allah SWT menerangkan malam itu dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu
apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit
fajar”. (Al
Qadr 1-5).
Di
samping itu lailatul qadar juga disebut oleh Allah SWT sebagai malam keberkahan
(lailatul mubaarakah). Allah SWT berfirman:
“sesungguhnya
Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah
yang memberi peringatan”. (QS.
Ad Dukhan 3).
Keistimewaan Lailatul Qadar?
Apa
keistimewaan malam itu sehingga memperoleh kedudukan yang sangat tinggi? Ada
dua sebab penting. Pertama, karena pada malam itulah
diturunkannya Al Qur'an sebagaimana firman Allah:
“Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil)" (QS.
Al Baqarah 185).
Sedangkan
Al Qur'an memberikan kehidupan baru bagi umat manusia, sehingga malam itu
adalah awal dimulainya kehidupan baru bagi manusia sehingga layak sekali
dijadikan hari yang mulia. Abu Bakar Al Warraq mengatakan : "Malam itu
dinamakan lailatul qadar karena pada malam itu turun Al Qur'an yang mempunyai
kedudukan yang tinggi, dibawa oleh malaikat yang memiliki derajat yang tinggi,
kepada Rasul yang mempunyai derajat yang tinggi, untuk disampaikan kepada umat
yang tinggi pula".
Kedua,
pada malam itulah turun banyak sekali malaikat yang disertai Jibril a.s. untuk
memberikan ucapan keselamatan (tahiyyat) kepada orang-orang yang
berpuasa (shaimin) yang ikhlas (mukhlisin) dan untuk menyaksikan
amal ibadah mereka, serta untuk menebarkan salam dan rahmat di antara penduduk
bumi.
Oleh
karena itu, malam itu juga disebut "malam keselamatan" (lailatus
salam) atau malam kemuliaan (lailatus syaraf). Juga dinamakan
lailatut tajalli dimana Allah SWT melimpahkan cahaya dan hidayah-Nya untuk para
hamba-Nya, orang-orang yang shaum (shaimin), dan orang-orang yang
beribadat malam.
Ada
yang menyatakan bahwa bilangan malaikat yang turun ke bumi pada malam itu lebih
banyak dari pasir. Allah menerima taubat segala orang yang bertaubat pada malam
itu. Pada malam itu dibuka segala pintu langit sejak terbenamnya matahari
sampai kembali terbit. Lalu para malaikat itu menancapkan panji-panji di empat
tempat, pertama di sisi Ka'bah; kedua di sisi kubur Rasulullah; ketiga di sisi
Masjid Al Aqsha di Baitul Maqdis; dan keempat di sisi Masjid Tursina. Kemudian
mereka bertebaran ke seluruh pelosok bumi, memasuki rumah-rumah orang mukmin
sambil bertasbih, bertahlil, bertaqdis, dan memohon ampunan buat umat Muhammad
saw. (lihat Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Puasa, 242-243).
Memang
keistimewaan lailatul qadar ini tak bisa dikhayalkan besarnya, sebab memang
turunnya adalah sebagai bagian dari syari'at Allah SWT yang dibawa oleh Nabi
Muhammad saw. yang kedatangannya merupakan rahmat Allah bagi seluruh alam.
Allah SWT berfirman:
"Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam" ( Al Anbiyaa' 107)
Juga
firman-Nya:
“(1)
Haa Miim (2) Demi Kitab (Al Qur'an) yang menjelaskan, (3) sesungguhnya Kami
menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang
memberi peringatan. (4) Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh
hikmah, (5) (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah
Yang mengutus rasul-rasul, (6) sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” ( Ad Dukhan 1-6)
Di dalam
kitab Syu'abul Iman diriwayatkan suatu hadits oleh Imam Baihaqi dari Anas r.a.
yang berkata: "Rasulullah saw. bersabda: Bila datang lailatul qadar,
turunlah Jibril bersama rombongan angkatan malaikat yang jumlahnya besar
sekali. Mereka bershalawat kepada segala hamba yang berdiri maupun yang sedang
duduk menyebut nama Allah. Apabila telah datang hari raya, Allah SWT
membanggakan diri kepada para Malaikat dengan hamba-Nya itu. Allah berfirman:
'Hai malaikat-Ku! Apakah balasan buat seorang pekerja yang telah menyempurnakan
pekerjaannya? Para malaikat menjawab: Ya Rabbana, balasannya adalah disempurnakan
upahnya. Allah berfirman: Wahai malaikat-Ku, para hamba-Ku, baik lelaki maupun
perempuan telah menyelesaikan fardlu yang telah Kuwajibkan atas mereka.
Kemudian mereka keluar ke tanah lapang untuk berdoa. Demi kebesaran-Ku,
keagungan-Ku, kemulian-Ku, ketinggian-Ku, dan ketinggian tempat-Ku, Aku akan
memperkenankan doa mereka. Kemudian Allah berfirman kepada para hamba-Nya:
'Kembalilah kalian, sungguh Aku telah gantikan keburukanmu dengan
kebaikan".
Kapan saat Lailatul Qadar ?
Jelas
malam turunnya Lailatul Qadar adalah pada bulan Ramadlan. Hanya saja, pada
malam keberapa? Inilah yang dirahasiakan oleh Rasulullah saw. Beliau hanya
memberikan isyarat untuk mencarinya pada sepuluh malam terakhir. Diriwayatkan
oleh Imam Malik dalam Kitab Al Muwattha' dari Abi Said Al Khudri yang
berkata:
"Adalah
Rasulullah SAW. beri'tikaf pada puluhan yang kedua dari bulan Ramadhan. Pada
suatu tahun setelah sampai beliau pada malam 21 yang seharusnya beliau keluar
dari i'tikaf pada pagi harinya, beliau berkata: "Barang siapa turut
beri'tikaf bersamaku, hendaklah beri'tikaf pada puluhan yang akhir. Sungguh
telah diperlihatkan kepadaku malam al-qodar. Kemudian aku dijadikan lupa. Aku
bersujud pada paginya di air dan tanah. Karena itu carilah dia di puluhan yang
akhir, carilah dia di tiap-tiap malam yang ganjil. Berkata Abu Said: "Maka
turunlah hujan pada malam itu, sedangkan masjid diatapi dengan daun korma dan
meneteslah air ke lantai. Kedua mataku melihat Rasulullah kembali dari masjid,
sedangkan pada dahinya nampak bekas air dan tanah, yaitu malam 21."
Diriwayatkan
oleh Imam Al Bukhari dari Aisyah bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Carilah
dengan segala daya upaya malam al-qodar di malam-malam ganjil dari sepuluhan
yang akhir dari bulan Ramadhan."
Diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibnu Umar bahwa Nabi bersabda:
"Maka
barang siapa yang hendak mencari malam al-qodar, zarilah pada malam tujuh yang
akhir.
Diriwayatkan
oleh Imam Muslim dari Ibnu Umar bahwa Nabi bersabda:
"Carilah
lailatul qodar pada sepuluhan yang akhir; jika seseorang kamu lemah mencari,
maka janganlah kamu kalah dalam mencari pada tujuh yang akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar