(juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?
(Q.S. Adz Dzariyat : 21)
A. Penyebutan Manusia
Didalam Al Qur’an ada berbagai penyebutan untuk nama manusia:
- Disebut Al Insan ( Q.S. Al Insan : 1, Q.S. At Tiin : 4)
- Al Basyar ( Q.S. Al Hijr : 28 )
- Bani Adam ( Q.S. Al Israa: 70 )
- An Nas ( Q.S. An Naas )
Kata Basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti
penampakan sesuatu dengan baik dan indah.
Dari akar kata yang sama lahir kata Basyarah yang berarti kulit. Manusia dinamai Basyar karena kulitnya tampak
jelas, dan berbeda dengan kulit binatang yang lain.
Dalam Al
Qur’an kata Basyar terulang sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan sekali
dalam bentuk mutsanna (dua) untuk menunjuk manusia dari sudut lahiriahnya serta
persamaannya dengan manusia seluruhnya.
Karena itu Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk menyampaikan bahwa:
“Aku
adalah basyar (manusia) seperti kamu yang diberi wahyu “ (Q.S. Al Kahfi : 110)
Dari sisi lain diamati banyak ayat-ayat Al Qur’an yang
menggunakan kata Basyar yang mengisyaratkan bahwa proses kejadian
manusia sebagai Basyar, melalui tahap-tahap sehingga mencapai tahap kedewasaan
dalam kehidupan manusia yang menjadikannya mampu memikul tanggung jawab. Dan karena itu pula, tugas kekhalifahan
dibebankan kepada Basyar (perhatikan Q.S. Al Hijr : 28) dan Q.S. Al Baqarah :
30 yang menggunakan kata khalifah, yang keduanya mengandung pemberitaan Allah
kepada malaikat tentang manusia.
Sedangkan
kata insan terambil dari kata uns yang berarti jinak,
harmonis dan tampak. Pendapat ini, jika
ditinjau dari sudut pandang Al Qur’an lebih tepat dari yang berpendapat bahwa
ia terambil dari kata nasiya (lupa), atau nasa-yanusu
(berguncang).
Dalam Al Qur’an seringkali memperhadapkan insan dengan
jin/jan. Jin adalah makhluk halus yang
tidak tampak, sedangkan manusia adalah makhluk
yang nyata lagi ramah.
Kata insan,
digunakan Al Qur’an untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh
totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia
yang berbeda anatara seseorang dengan yang lain, akibat perbedaan fisik, mental
dan kecerdasan.
B. Kondisi
Manusia
Manusia
diciptakan berbeda dengan makhluk lainnya yang diciptakan oleh Allah SWT, baik dalam proses penciptaan maupun bentuknya.
Proses
kejadian Manusia:
- Melalui masa yang tidak disebutkan (Q.S. Al Insan :1)
- Mengalami beberapa tingkatan kejadian ( Q.S. Nuh :14)
- Pada masa ruh berjanji kepada Allah ( Q.S. Al A’raf :172)
- Ditumbuhkan dari tanah seperti tumbuh-tumbuhan (Q.S. Nuh : 17)
- Dijadikan dari tanah liat = lazib (Q.S. Ash Shaffat : 11)
- Dijadikan dari tanah kering dan lumpur hitam /shalshal dan hamain (Q.S. Al Hijr: 28)
- Berproses dari saripati tanah, nuthfah dalam rahim, segumpal darah, segumpal daging, tulang, dibungkus dengan daging, makhluk yang paling baik. (Q.S. Al Mu’minun : 12-14)
- Kemudian ditiupkan roh (Q.S. Ash Shad : 72, Q.S. Al Hijr : 29)
Manusia
diciptakan dari tanah dengan bermacam-macam istilah, yaitu turab (tanah), tanah
kering (shal shal), lumpur hitam (hamain), thin (tanah kering) dan
lain-lain. Ini menunjukkan bahwa fisik
manusia berasal dari macam-macam bahan yang ada dalam tanah ( Q.S. Al Mu’minun
: 12-16).
Bentuk manusia sangat sempurna dan indah terdiri
dari jasmani dengan Panca Indra yang baik
dan Ruhani, kedua unsur ini membentuk senyawa, sehingga terwujud proses dan
mekanisme hidup.
Ruhani
yang ada dalam diri manusia itu terdiri dari:
- Roh 3. Nafsu 5. Latifah
- Akal 4. Qobu
Roh, yang menjadi hidupnya
kita. Berpisahnya Roh dari jasad menjadikan manusia mati. Roh itu asalnya dalam
keadaan suci, bahkan sudah membuat persaksian dengan perjanjian kepada Allah
SWT. Lihat Q.S. Al A’raaf : 172
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab:
"Betul (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang
yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Artinya:
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk
urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
(Q.S.Al Israa: 85)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar