twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Sabtu, 20 April 2013

Ujian Ataukah Azab Yang Menimpa Kita???



Sahabat - Dalam kehidupan didunia ini dapatkah kita mengetahui perbedaan suatu kejadian yang tidak kita ingini adalah akibat dari perbuatan kita berbuat dosa kepada Allah atau merupakaan cobaan keimanan kita (bukan karena dosa kepada Allah). Apakah ada azab  yang ditimpakan seawaktu masih hidup didunia akibat berbuat  dosa kepada Allah?

Marilah direnungkan Firman Allah swt :   “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An Nisaa : 79)
Ibnu Katsir mengatakan bahwa makna “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah” adalah dari karunia dan kasih sayang Allah swt. Sedangkan makna “dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” Berarti dari dirimu sendiri dan dari perbuatanmu sendiri, sebagaimana firman-Nya: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura : 30).
As Suddiy, Hasan al Bashri, Ibnu Juraih dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa makna “maka dari dirimu sendiri” adalah karena dosamu. Qatadah mengatakan bahwa makna” “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” Adalah akibat dosamu wahai anak Adam.
Didalam sebuah hadits disebutkan,”Demi yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidaklah seorang mukmin ditimpa kegalauan, kesedihan, kepayahan bahkan duri yang menancap padanya kecuali dengannya Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya.” (Tafsir al Qur’an al Azhim juz II hal 363). Sedangkan bala atau cobaan maupun ujian juga telah disebutkan didalam Al Qur’an diantaranya firman Allah swt : Artinya : “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al Anbiya : 35)
Cobaan atau ujian yang menimpa setiap orang dan ia ini bisa berupa keburukan atau kebaikan, kesenagan atau kesengsaraan, sebagaimana disebutkan pula didalam firman-Nya yang lain :“Dan kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk.” (QS. Al A’raf : 168)
Ibnu Katsir mengatakan bahwa makna “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya)” adalah terkadang Kami menguji dengan berbagai musibah dan terkadang dengan berbagai kenikmatan agar kami mengetahui orang-orang yang bersyukur dari orang-orang yang kafir, orang-orang yang bersabar dari orang-orang yang berpuus asa sebagaimana perkataan Ali bin Thalhah dari Ibnu Abbas bahwa makna “Dan Kami menguji kalian” dia mengatakan Kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai fitnah (cobaan), dengan kesulitan dan kelapangan, kesehatan dan rasa sakit, kekayaan dan kemiskinan, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan, sedangkan firman-Nya yang berarti “dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan” adalah Kami akan memberikan ganjaran (balasan) atas amal kamu. (Tafsir al Qur’an al Azhim juz V hal 342).
Dan apapun yang diterima seorang muslim baik ia berupa ujian maupun cobaan baik berupa kesenangan ataupun kesengsaraan, kelapangan atau kesempitan, kekayaan atau kemiskinan maka semuanya adalah baik baginya karena mereka adalah orang-orang yang bersyukur ketika dirimpa kesenangan dan bersabar ketika ditimpa kesengsaraan. Dan tidaklah suatu musibah atau ujian itu ditimpakan kepada seorang mukmin kecuali adalah sebagai pembersih dosa dan kesalahannya di dunia sehingga tidak ada lagi baginya siksa atas dosa itu di akhrat, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Tirmidzi disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda,”Tidaklah seorang mukmin atau mukminah yang ditimpa suatu bala’ (cobaan) sehingga ia berjalan di bumi tanpa membawa kesalahan".
Sementara musibah atau ujian yang diberikan kepada orang-orang kafir adalah bagian dari adzab Allah kepada mereka di dunia sementara adzab yang lebih besar telah menantinya di akherat, sebagaimana firman-Nya : “Dan Sesungguhnya kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), Mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. As Sajdah : 21)
Didalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya Allah tidaklah menzhalimi seorang mukmin, diberikan kepadanya kebaikan di dunia dan disediakan baginya pahala di akherat. Adapun orang yang kafir maka ia memakan dengan kebaikan-kebaikan yang dilakukannya di dunia sehingga ketika dia kembali ke akherat maka tidak ada lagi satu kebaikan pun sebagai ganjaran baginya".  (HR. Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Quotes This Week

Lihatlah apa yang disampaikan Jangan dilihat Siapa yang Menyampaikan.... Syaiidina Ali Bin Abi Thalib RA